Sabtu, 23 Mei 2020

Safari Ramadhan HIMABA; Ziarah Da' Bhujuk Bhangkalan dan Santunan Anak Yatim.

HIMABA – Sebelum berakhirnya bulan Ramadhan, Himpunan Mahasiswa Bangkalan (HIMABA) kembali melaksanakan agendanya yakni Safari Ramadhan “Nyalase de’ Bhujuk Bhangkalan”. 

Kegiatan ini dilakukan dengan berziarah ke beberapa makam para wali yang ada di Bangkalan. Ada 7 makam yang diziarahi pada kegiatan yang dilakukan Selama 2 hari ini, (16-17/05/2020).

Sabtu (16/05), jam 09:00 WIB, para pengurus HIMABA (HIMABA) berkumpul di Simpang Tiga Pasar Tanah Merah. Rencananya, di hari pertama ini HIMABA akan berziarah ke empat makam tokoh agama yang sangat familiar bagi masyarakat Bangkalan. Empat tokoh tersebut adalah Sunan Cendara, Syaikh Magribi, Bhujuk Sara, dan terakhir adalah tokoh ulama nusantara: Syaikhona Moh. Kholil (Mbah Kholil).

Sekitar jam 10:15 WIB, HIMABA tiba di makam Sunan Cendana yang terletak di desa Ketetang kecamatan Kwanyar – Bangkalan. Pembacaan surah Yasin dan tahlil dihaturkan kepada Sunan Cendana yang memiliki nama asli Syaikh Zainal Abidin tersebut. Menurut sejarah Sunan Cendana adalah keturunan ke 25 dari Nabi Muhammad SAW., Ia merupakan cucu dari Sunan Ampel. Keberadaannya di pulau Madura adalah untuk menjalankan amanah dari Sunan Ampel agar menyebarkan agama Islam di Madura. Penamaan Sunan Cendana sendiri karena Syaikh Zainal Abidin dahulu sering bertapa di pohon cendana, sehingga mudah dikenali.

Setelah pembacaan yasin dan tahlil, selanjutnya HIMABA menyempatkan diri sholat berjamaah dzuhur di Masjid Jami’ Sunan Cendana. Masjid ini adalah icon dan akses menuju pemakamann Sunan Cendana.

Perjalanan berlanjut, rute berikutnya adalah makam Raden Jakandar atau sering disebut Syaikh Magribi. Terletak di desa Ujung Piring, kecamatan Bangkalan, komplek pemakaman ini dikelilingi oleh 20 bungker yang tersebar di tanah seluas 1 hektar. Bungker ini merupakan peninggalan zaman penjajahan jepang. Konon, makam Syaikh Magribi ditemukan oleh orang buta. Lewat mata batinnya, orang buta itu sering melihat cahaya di pesisir pantai desa Ujung Piring. Julukan Syaikh Magribi diberikan karena konon pusaranya memancarkan cahaya tiap kali waktu magrib tiba.

Mendekati komplek pemakaman Syaikhona Kholil, tepat sekitar 200 meter dari arah barat masjid terdapat pemakaman yang dinamakan Bujuk Sara. Ada 3 tokoh yang mashur dalam komplek pemakaman Buju’ Sara ini, yakni; Sayyid Abdullah, Siti Maiysaroh dan Sayyid Syarifudin. Biasanya peziarah akan datang ke Buju’ Sara setelah berziarah ke Syaikhona Kholil Bangkalan.

Objek terakhir Safari Ramadhan pada hari pertama ini adalah makam Syaikhona Moh. Kholil – Bangkalan (Mbah Kholil). Sama seperti Buju’ Sara, makam Mbah Kholil berada di desa Martajasah, kecamatan Bangkalan. Di Bangkalan, makam Syaikhona Kholil adalah yang paling banyak dikunjungi.

Dalam sejarahnya, Mbah Kholil adalah tokoh guru dari para ulama Nusantara, beliau adalah penentu berdirinya organisasi masyarakat terbesar di Indonesia; Nahdlatul Ulama (NU). Sayangnya, di tengah kondisi mewabahnya COVID19 ini tidak banyak masyarakat yang datang berziarah, hanya masyarakat lokal saja yang berziarah ke makam ini.

Hari pertama Safari Ramadhan HIMABA; Ziarah Da' Bhujuk Bhangkalan


Rangkaian ziarah di hari pertama sudah selesai, sebelum pulang HIMABA berkumpul menyiapkan agenda hari kedua. Rencananya di hari kedua HIMABA akan berangkat jam 08:00 WIB – 1 jam lebih awal – karena akan ada agenda lanjutan setelah ziarah. Objek ziarah yang akan didatangi adalah Makam Agung Arosbaya, makam Pangeran Musyarif dan makam Ki Demung Plakaran.

Minggu (17/05), jam 08:00 WIB, HIMABA berkumpul di jalan Puskesmas Arosbaya – titik kumpul yang sudah ditentukan sebelumnya. Hari ini HIMABA sepakat untuk memakai PDH-nya.

HIMABA kembali melanjutkan Safari Ramadhannya, tujuan pertama adalah Makam Agung Arosbaya. Tempat dimakamkannya orang pertama yang memeluk Islam di kalangan Madura Barat. Tiga tokoh Madura Barat yang dimakamkan di sini adalah Kyai Pragalbo (Pangeran Islam Ongguk) yang dikenal dengan nama Pangeran Plakaran, Kyai Pratanu atau Panembahan Lemah Duwur, dan Raden Koro atau Pangeran Tengah. Orang pertama yang memeluk agama Islam di kalangan Madura Barat Adalah Pangeran Pratanu pada tahun 1528 M. Beliau naik tahta menggantikan ayahnya yang bernama Kyai Pragalbo pada tahun 1531 M yang ditandai candrasangkala Sirnoning Buto Pratano Ning Negoro (1450 Saka).  Seperti biasa, pembacaan tahlin dan surah Yasin dihadiahkan untuk mengenang jasa para tokoh tersebut.

Setelah dari Makam Agung, HIMABA melanjutkan perjalanannya ke makam Pangeran Musyarif; menantu dari Kyai Pratanu atau Panembahan Lemah Duwur. Nama aslinya adalah Syarif Abdurrahman putra dari Syarif Juhariya. Buyutnya, Syarif Ahmad ialah adik kandung Sunan Ampel. Kedatangan Pangeran Musyarif menjadi perhatian keraton karena beberapa karomah yang dimilikinya, sehingga Pangeran Musyarif diangkat sebagai menantu dinikahkan dengan Mas Ayu Ireng, salah satu putri panembahan dari selirnya. Pangeran Musyarif wafat pada penghujung tahun 1596 M. bersama iparnya Patih Ronggo saat melawan Belanda yang datang ke perairan Arosbaya.

Tempat terakhir yang dikunjungi adalah makam Ki Demung Plakaran. Makam ini berada di desa Plakaran, Kecamatan arosbaya Bangkalan. Letaknya 200 meter dari kompleks Makam Agung. Ki Demung adalah ayah dari Pangeran Pragalbo yang makamnya berada di Makam Agung. Ki Demung juga pendiri Kerajaan Plakaran, kerajaan yang menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Madura Barat. Makam Ki Demung menjadi tempat terakhir Ziarah Safari Ramadhan. Selanjutnya HIMABA bersiap-siap untuk merampungkan agenda terakhir Safari Ramadhan kali ini.


Hari kedua, Safari Ramadhan HIMABA; Ziarah Da' Bhujuk Bhangkalan


Jam 13:00 WIB, HIMABA bergerak menuju tempat agenda berikutnya di desa Glagga, kecamatan Arosbaya. Acara terakhir yang akan digelar adalah pemberian santunan kepada anak yatim. Pemberian satunan ini dikemas dengan buka puasa bersama dengan senior HIMABA dan puluhan anak yatim. Sebelum acara, tentunya HIMABA perlu mempersiapkan semuanya lebih dulu, mulai dari hidangan, tempat, banner dan sebagainya. Persiapan dilakukan setelah ziarah, bersama dengan tuan rumah, HIMABA bekerja mempersiapkan acara yang akan digelar sore harinya.

Sore hari. Berbagai persiapan sudah selesai, para senior HIMABA dan undangan mulai berdatangan. Sambutan dari ketua umum HIMABA mengawali mulainya acara buka bersama dan santunan anak yatim. Santunan berupa uang dan bingkisan diberikan kepada puluhan anak yatim yang sudah diundang dari yayasan desa setempat. Pada kegiatan ini juga dilakukan pembacaan tahlil, yasin, dan doa bersama untuk para leluhur. Kegiatan diakhiri dengan buka puasa bersama dengan hidangan yang sudah dipersiapkan.

Pemberian santunan kepada anak yatim oleh Ketua Umum HIMABA; Imam Bukhori


Kegiatan Safari Ramadhan ini merupakan agenda yang sudah dilakukan setiap tahun oleh HIMABA. Diharapkan dengan kegiatan ini cagar budaya dan sejarah yang ada di Bangkalan tetap lestari, dan juga HIMABA menjadi wadah bermanfaat yang dapat menyejahterakan masyarakat Bangkalan.

0 comments:

Posting Komentar